P2MIProjo.com – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkap dugaan kesengajaan penenggelaman kapal pekerja migran Indonesia (PMI) di wilayah perairan Johor, Malaysia.
Mahfud membenarkan ada dugaan kasus penenggelaman itu berdasarkan laporan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
“Ya bisa jadi, bisa jadi. Banyak terjadi seperti itu,” kata Mahfud ditemui di Masjid Kampus UIN Sunan Kalijaga, Sleman, Sabtu (1/4/2023).
Oleh karena itu, Mahfud pada hari Rabu (5/4) bakal meninjau sejumlah titik perairan yang diduga menjadi lokasi penenggelaman kapal pekerja migran.
Baca juga:
BP2MI Gagalkan Pemberangkatan 18 CPMI Ilegal ke Polandia, Australia, dan Arab Saudi
“Hari Rabu depan saya akan ke tempat-tempat tertentu yang diduga banyak melakukan pelanggaran itu tindak pidana penjualan orang,” tuturnya.
Mahfud belum banyak merinci perihal kasus ini. Namun, dia menyebut banyak modus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terungkap belakangan ini.
“Tindak pidana yang juga jahat, di mana orang dikirim ke luar negeri lalu dijadikan budak-budak lalu ditenggelamkan. Kalau sakit, dilempar ke laut itu.Kasus seperti itu banyak di dunia ini,” ucap dia.
Ia kemudian berkata, “Indonesia mulai terjerat atau terjebak ke hal-hal seperti itu, di mana kejahatan perdagangan orang itu sudah mulai. Oleh sebab itu, ya kita tindak. Ada undang-undangnya.”
Baca juga:
Banyak Iklan Bodong, Founder ISO Jepang Ingatkan CPMI Hati-hati Mencari Lowongan Kerja di Medsos
Sebelumnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menduga sindikat perdagangan orang sengaja menenggelamkan perahu pekerja migran untuk mengelabui aparat.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Batam, Kamis (30/3/2023), mengatakan, dugaan tersebut merupakan temuan tim investigasi BP2MI yang dipimpin Inspektur Jenderal Achmad Kartiko, Deputi Bidang Penempatan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI.
Menurutnya, dalam peristiwa itu, anggota sindikat perdagangan orang tersebut diduga sengaja mengorbankan salah satu perahu untuk ditenggelamkan.
Tujuannya untuk menarik perhatian aparat, agar mereka dapat meloloskan perahu lain yang membawa lebih banyak pekerja migran tanpa dokumen.
”Kalau indikasi tersebut nantinya terbukti, itu merupakan kejahatan yang sangat biadab,” kata Benny