P2MIProjo.com – Seorang Calon Pekerja Migran Indonesia, Cici 34th (Bukan nama asli) asal Jambi, Sumatera, harus mengubur impiannya di Cileungsi, Jawa Barat. Karena Cici yang akan bekerja ke Arab Saudi tak tahu jika dirinya akan diberangkatkan dengan cara Unprosedural atau Ilegal.
Cici (34) yang baru pertama kali ingin bekerja di Arab Saudi mengaku tak mengerti jika jalan yang ditempuhnya merupakan jalur Unprosedural atau ilegal.
Awalnya, Anak dari penjaga Sekolah Menengah Atas (SMA) Jambi, Sumatera, bernama Komeng (bukan nama asli) tersebut ingin membantu perekonomian keluarga yang morat-marit akibat Covid-19 yang berkepanjangan. Suaminya harus berhenti bekerja dan tak mampu memenuhi kebutuhan kedua anaknya yang berusia 8 tahun dan 5 tahun.
Cici yang hanya seorang ibu rumah tangga ingin tetap bekerja sambil bisa mengurus kedua anaknya. Namun, dirinya sangat sulit mendapat pekerjaan di daerah asalnya (Jambi) lantaran tidak memiliki pengalaman kerja dan usia.
“Jadi karna itu lah saya putuskan untuk bekerja ke Timur Tengah. Sebelum saya memutuskan untuk berangkat kesana saya di perkenalkan oleh teman saya dengan seorang sponsor yang berinisial A. Karena yang teman saya ketahui dia sering memberangkatkan tenaga kerja ke timur tengah, dengan fee yang besar dan pekerjaan yang baik,” kata Cici kepada Satgas P2MI Projo, Sabtu (3/9/2022).
Setelah berkomunikasi dengan A kurang lebih 1 bulan, Cici diberangkatkan oleh sponsor ke Jakarta pada tanggal 2 juli 2022 menggunakan travel. Dengan alasan akan ditempatkan di PT yang akan mengurus keberangkatannya ke Timur Tengah.
Sesampainya di Jakarta, Cici sangat kecewa lantaran PT yang dijanjikan pihak sponsor hanyalah rumah kos dengan 3 kamar.
“Saya mendapati ternyata itu bukanlah PT seperti yang di sebutkan oleh sponsor saya karena tempat yang saya dapati adalah rumah kos dengan 3 kamar dan hanya ada 2 orang saja di sana,” ucapnya.
Namun demikian Cici masih menerima kondisi tersebut karena pihak sponsor memberikan uang saku sebesar Rp3 Juta setibanya di Jakarta. Seiiring berjalannya waktu, Cici telah menunggu ke berangkatan selama 1 bulan, pihak sponsor tidak memenuhi janji dan tidak memberikan uang saku.
Baca juga:
Satgas P2MI Projo ‘Selamatkan’ I Orang CPMI Asal Lombok dari BLK Restu Putri di Pondok Kopi
Kejadian ini membuat Cici ingin meniggalkan tempat tersebut dan kembali ke kampung halamannya. Namun saat dirinya menyampaikan hal tersebut pada pihak agency, Cici malah mendapat tekanan dan intimidasi.
“klo saya berani pergi dan membatal kan proses keluarga saya akan di tuntut penggantian sebesar Rp12 juta untuk penggantian pengurusan paspor, uang trevel dan biaya selama saya tinggal di penampungan, jadi dengan adanya ke khawatiran tersebut saya urungkan niat saya untuk pulang sambil menunggu proses keberangkatan saya,” katanya sambil matanya berkaca-kaca.
Selanjutnya, pada hari rabu 3 agustus 2022, Cici kembali di pindah ke sebuah tempat yang kurang layak. Satu (1) kamar yang seharusnya hanya ditempati dua (2) orang, dirinya ditempatkan di kamar tersebut bersama 3 CPMI lainnya dan harus tidur berdesak-desakan.
“Saya dapati ada 1 buah kamar sempit yang seharusnya hanya di tempati 2 orang saja tapi kami menempatinya ber 4,dengan kasur yang sangat tipis hampir menyatu dengan lantai. Kemudian kloset yang mampet, dan keliling rumah penuh dengan tumpukan barang-barang bekas dan yang lebih miris lagi saya mendapati ada 1 orang perempuan berusia 47th yang rencananya akan di berangkatkan ke Erbil (iraq) sedang sakit, dan belum mendapatkan penanganan apapun selama 2 pekan,” bebernya.
Baca juga:
Hal ini membuat Cici putus asa dan kembali memicu dirinya untuk melarikan diri dari tempat tersebut dan kembali ke Jambi. Namun, Cici kembali teringat ancaman dari pihak sponsor yang akan meminta denda kepada dirinya dan keluarga.
“Saya sudah putus asa melihat hal ini, ditambah lagi belum adanya kepastian keberangkatan, uang fee yang belum ada kepastian, ditambah lagi saya mendapat kabar dari beberapa orang yang sudah di berangkatkan mendapatkan berbagai masalah. Seperti sakit, disitanya alat komunikasi dll itu menambah beban fikiran dan keraguan saya untuk berangkat bekerja melalui proses di PT ini, namun apa boleh buat saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berpasrah diri pada Allah swt, saya hanya berdoa semoga di berikan jalan terbaik,” lirihnya.
Dan akhirnya, Cici seolah mendapat jawaban dari doanya karena dirinya mendapat informasi dari temannya yang pernah dibantu dipulangkan oleh Satgas P2MI Projo.
“Akhirnya, setelah berkomunikasi dengan Satgas P2MI Projo, saya dan 6 CPMI yang berada di kontrakan di Cileungsi dibawa ke Polsek Cileungsi untuk memberikan keterangan. Sementara ibu yang sakit dibawa berobat ke RS Cileungsi. Saat ini ibu yang sakit sudah pulih dan kami tinggal menunggu untuk dipulangkan ke daerah kami masing-masing. Ada yang ke Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dll. Terima kasih banyak untuk Satgas P2MI Projo,” katanya sambil tersenyum.